Kurikulum Khusus

Kurikulum Khusus, atau Customized Curriculum, cocok untuk prodi pasca sarjana yang ingin menghasilkan karya2 yang inventive, innovative dan inspirational. Karya2 ini dapat berupa kumpulan tulisan2 atau tesis/disertasi yang melaporkan hasil ujicoba cara/alat/bahan diagnosis dan terapi untuk UKP atau sistem/program surveilens dan respons untuk UKM. Intervensi diarahkan ke pengendalian penyakit prioritas di satu atau lebih tahap perjalanan alamiah penyakit. Intervensi yang akan disarankan untuk diterapkan di populasi sasaran harus terbukti lebih efikasius dan praktis dibandingkan yang digunakan sebelumnya. Berikut contoh kegiatan lembaga yang menyelenggarakan prodi pasca sarjana IKM Kurikulum Khusus.

1. Merancang kurikulum bersama masing-masing calon mahasiswa supaya sesuai dengan karir pekerjaan (yg sedang dijalani/yg diinginkan), cita2 menjadi ahli di suatu bidang, tujuan menciptakan sesuatu yg sangat dibutuhkan masyarakat, dan tujuan mempublikasi makalah2 pendek (utk MPH/DPH) atau tesis/ disertasi (utk MSc/PhD). Sebelumnya perlu dilakukan penjaringan dan penyaringan calon mahasiswa yang mampu dan mau merancang dan menjalani Kurikulum Khusus.

2. Menghasilkan karya ciptaan melalui tahap2 mengidentifikasi masalah praktis di lapangan/lab, mempelajari intervensi2 yang pernah diujicoba untuk mengatasi masalah praktis, menjajagi gagasan2 inovatif, menguji coba intervensi baru dan mempublikasi hasil ujicoba. Untuk setiap tahap mahasiswa dan pembimbing akademik membuat kontrak belajar. Kontrak belajar berisi apa yang ingin dihasilkan, proses yang akan dilalui, SDM dan sumber daya lain yang akan digunakan, dan cara monev.

3. Memfasilitasi pemanfaatan SDM dan fasilitas belajar di dalam dan di luar prodi (di dalam dan di luar perguruan tinggi yang bersangkutan). Prodi menyediakan “menu” (a) dosen/nara sumber yang dilengkapi dengan informasi tentang keahlian, pengalaman, publikasi, proyek2 yg sedang dikerjakan, fasilitasi/koneksi sumber2 belajar, matakuliah yang diajarkan [untuk matakuliah dasar, seperti biostatistika, epidemiologi, metoda penelitian empirik, metoda penelitian pustaka], dan/atau materi/kompetensi khusus untuk konsultasi/praktek lab/lapangan; dan, (b) sumber daya lain (e.g., perpustakaan fisik/elektronik, skills lab dan lab skills, kafetaria, pusat kebugaran, pemondokan, transportasi).

4. Semua dosen dan narasumber yang dicantumkan sebagai co-author publikasi mahasiswa ikut serta secara aktif di dalam perencanaan dan pelaksanaan ujicoba intervensi baru.

5. Mahasiswa membeli “token” atau kartu mahasiswa yang dapat digunakan sebagai kartu debit untuk “membayar/membeli” jasa kuliah/konsultasi dan fasilitas belajar di dalam/luar prodi.

6. Masing2 dosen/narasumber mempunyai situs web/blog terbuka yang memuat semua materi dan referensi terkait dengan matakuliah, konsultasi atau praktek lab/lapangan yang ditawarkan. Masing2 mahasiswa mempunyai situs web/blog terbuka yang memuat semua kegiatan dan karya yang berkaitan dengan kurikulumnya dan pencapaian tujuan belajarnya.

Pustaka terkait:

ah Kim, S., yun Ryoo, H., & joo Ahn, H. (2017). Student customized creative education model based on open innovation. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity3(1), 6.

Brewer, G., Williams, A., & Sher, W. (2007). Utilising learning contracts to stimulate student ownership of learning. In Proceedings of the 2007 AaeE Conference, Melbourne, Copyright© Brewer G, Williams A &Sher W.

Knowles, M. S. (1975). Self-directed learning: A guide for learners and teachers.

Tanggapan:

1.

Ide yang sangat bagus tentang bagaimana student oriented learning bisa kita praktekkan di dunia nyata di program pendidikan pasca. Sebenarnya tidak ada alasan lagi jika kurikulum kita terlalu top-down, mahasiswa mengambil mata kuliah sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh program studi. Yang lebih tepat adalah prinsip merdeka belajar: mahasiswa memilih fokus dan mencari kuliah-kuliah yang mendukung agar dia bisa mendalami bidang fokusnya. Ide yang lebih jauh adalah mencari tempat-tempat magang atau instruktur lapangan yang memang sesuai dengan keinginan atau fokus mahasiswa itu.Gagasan ini bisa dilaksanakan secara khusus juga ketika kita memang menerima mahasiswa-mahasiswa yang unggulan,bukan mahasiswa baru yang ingin mencari pekerjaan dengan lulusan S2 nya. Tantangan yang lebih besar adalah sedikit dosen memiliki inovasi yang bisa melibatkan mahasiswa yang sesuai. LPDP bisa memberi sponsor untuk dosen yang mau menerima mahasiswa seperti itu.
More information about PakmubURL: http://mhasanbasri.wordpress.com/
Email: mhasanbasri@ugm.ac.id
Whois: http://whois.arin.net/rest/ip/36.81.55.67 (IP: 36.81.55.67)

2. Assalamualaikum Prof. Saya haturkan limpah terima kasih atas kiriman materinya.Bagi saya ini sangat bermanfaat.Saya mohon prof tidak bosan-bosan mengirim pengetahuan baru yang akan datang kepada saya. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak dan menjadikan ilmu yang dibagikan sebagai amal jariyah. Aamiin. Salam hormat Ahmad Muhammad Kasim Dikirim dari Yahoo Mail di Android

One thought on “Kurikulum Khusus

  1. Ide yang sangat bagus tentang bagaimana student oriented learning bisa kita praktekkan di dunia nyata di program pendidikan pasca. Sebenarnya tidak ada alasan lagi jika kurikulum kita terlalu top-down, mahasiswa mengambil mata kuliah sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh program studi. Yang lebih tepat adalah prinsip merdeka belajar: mahasiswa memilih fokus dan mencari kuliah-kuliah yang mendukung agar dia bisa mendalami bidang fokusnya. Ide yang lebih jauh adalah mencari tempat-tempat magang atau instruktur lapangan yang memang sesuai dengan keinginan atau fokus mahasiswa itu.

    Gagasan ini bisa dilaksanakan secara khusus juga ketika kita memang menerima mahasiswa-mahasiswa yang unggulan,bukan mahasiswa baru yang ingin mencari pekerjaan dengan lulusan S2 nya. Tantangan yang lebih besar adalah sedikit dosen memiliki inovasi yang bisa melibatkan mahasiswa yang sesuai. LPDP bisa memberi sponsor untuk dosen yang mau menerima mahasiswa seperti itu.

Leave a comment