Konstruk (suatu si-kon teoretik dari unit analisis yang tidak dapat langsung diamati) dari proposisi (atau kerangka konsep, yaitu pernyataan tentang hubungan antar konstruk) oleh peneliti dirinci menjadi dimensi-dimensi (atau, faktor-faktor) dan variabel-variabel. Pada gambar kerangka konsep nama konstruk dan nama dimensi ditulis di dalam elips untuk menunjukkan mereka belum manifest. Nama variabel dimuat dalam kotak untuk menunjukkan variabel yang bersangkutan dapat diamati/diukur. Semua konstruk (beserta dimensi-dimensinya, kalau ada) dari suatu kerangka konsep dimiliki oleh unit analisis (UA; unit of analysis) yang sama. Namun data yang dikumpulkan untuk masing-masing variabel dapat berasal dari unit pengamatan (UP; unit of observation/measurement) yang berbeda. UP dari konstruk Intervensi dan konstruk Outcome bahkan disarankan supaya tidak sama jika peneliti perlu mencegah same subject bias. (Lihat
https://rossisanusi.wordpress.com/english-corner/perfecting-a-theory/ )
P dari PICO adalah populasi UA (bukan populasi UP), karena yang dianalisis adalah hubungan antara konstruk Intervensi (atau pemaparan terhadap suatu intervensi) dan konstruk Outcome, yang dimoderasi (dipengaruhi) oleh konstruk-konstruk si-kon lain dari UA dan dimediasi (dijelaskan) oleh suatu landasan teoretik. Pada saat mendiskripsikan P peneliti menyebut jenis UA (orang, binatang, tanaman, benda, bahasa, waktu, ruang), tingkat agregasi UA (rendah, sedang, atau tinggi) dan jumlah UA dalam populasi (ukuran populasi/population size). Di tingkat agregasi paling rendah UA dapat sama dengan UP.
Sebagai contoh, dayaguna program kegiatan fisik (PKF) sekolah untuk meningkatkan kegiatan serta kebugaran fisik remaja usia 6 -18 tahun (Dobbins dkk, 2013) dapat dianalisis pada tingkat individu atau pada tingkat sekolah. Jadi Populasi penelitiannya dapat terdiri dari remaja sekolah atau kumpulan remaja sekolah, tergantung dari proposisi yang diajukan peneliti. Proposisi dapat berbunyi “Remaja sekolah dengan PKF menunjukkan skor kegiatan serta kebugaran fisik yang lebih tinggi secara bermakna (ES >/= ES minimum) dibandingkan remaja sekolah tanpa PKF”, jika UA-nya individu; atau, “Sekolah-sekolah dengan PKF menunjukkan rata-rata skor kegiatan serta kebugaran fisik remaja yang lebih tinggi secara bermakna (ES >/= ES minimum) dibandingkan sekolah-sekolah tanpa PKF”, jika UA-nya sekolah. ES (Effect Size) pada proposisi yang pertama adalah d (selisih) Mean skor dan ES pada proposisi yang kedua adalah d Mean rata-rata skor untuk masing-masing variabel dari konstruk Outcome primer (frekuensi dan lama kegiatan fisik di sekolah, lama menonton TV) dan konstruk Outcome sekunder (Tekanan darah, kadar cholesterol darah, BMI, VOmax dan frekuensi denyut nadi). UP variabel-variabel Outcome primer sebaiknya bukan remaja itu sendiri (untuk menghindari bias subyek sama) tetapi guru, orangtua murid atau orang lain yang dekat dengan si remaja. UP variabel Outcome sekunder adalah remaja.
Rujukan:
- Dobbins,M., Husson, H., DeCorby K., & LaRocca, R.L. (2013). School-based physical activity programs for promoting physical activity and fitness in children and adolescents aged 6-18. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2013(2), Art. No.: CD007651
- Saris, WE, & Stronkhorst, LH. (1981). Linear structural relationships. Voorburg, Amsterdam.
- Vogt, W.P. (1993). Dictionary of Statistics and Methodology. London: Sage.