Kesempatan Terlewatkan & Survei Pintu Keluar (Missed Opportunities & Exit Polls)

Saat ini di berbagai tempat di Indonesia terjadi KLB Difteri dan kenaikan AKI. Salah satu cara untuk mencegahnya ialah dengan menurunkan MOV (Missed Opportunities for Vaccination, kesempatan terlewatkan memberi vaksinasi kepada anak) dan MOC (Missed Opportunities for Contraception, kesempatan terlewatkan memberi kontrasepsi kepada orang dewasa). Petugas pelayanan kesehatan mendapat kesempatan untuk memberi pelayanan vaksinasi dan kontrasepsi kepada pengunjung sarana kesehatan yang terindikasi memerlukan pelayanan tersebut dan tidak terkontraindikasi untuk memperolehnya. Pasien dan pengantar pasien berkunjung ke sarana kesehatan mungkin untuk keperluan lain dan kunjungan ini sebenarnya dapat dimanfaatkan secara terencana untuk memberikan pelayanan kesehatan prioritas.

Rencana mengurangi MOV dan MOC sebaiknya didasarkan atas penyelidikan tentang kemungkinan penyebab dari kesempatan yang terlewatkan (MO). Ada penyebab yang berasal dari pengunjung, dari petugas dan dari sarana kesehatan.  Penyebab-penyebab ini dapat diketahui dengan mengadakan survei singkat di pintu keluar sarana kesehatan (exit poll). Jika yang keluar dari sarana kesehatan anak balita, kepada pengasuhnya dapat ditanyakan hal-hal berikut tentang anak balita tersebut:

  1. Tanggal lahir (umur dalam bulan) dan dusun/desa.
  2. Vaksinasi yang seharusnya sudah diterima pada umur yang bersangkutan – beri tanda “” pada Kartu Jadual Imunisasi atau periksa Kartu Imunisasi balita tersebut.
  3. Jika ada vaksin yang belum diterima tanyakan mengapa tidak divaksinasi pada kunjungan ini – beri tanda “” pada daftar tilik yang, sebagai contoh, memuat butir-butir berikut untuk MOV (Velandia-González dkk, 2015):

Terkait petugas kesehatan:

  • Petugas mengatakan anak sudah divaksinasi, atau sudah lengkap vaksinasinya, atau belum waktunya divaksinasi.
  • Petugas kesehatan tidak menanyakan/menawarkan.
  • Petugas mengatakan tidak bisa divaksinasi karena anaknya sakit (tulis kontraindikasi yang disebutkan petugas).
  • Lainnya (sebutkan): ______________________

Terkait pengasuh:

  • Pada waktu divaksinasi terakhir anak menjadi sakit/ada reaksinya.
  • Tidak diperbolehkan agama saya.
  • Pengalaman negatif anggota keluarga atau kenalan.
  • Saya meragukan vaksin/petugas pelayanan kesehatan.
  • Saya lupa/tidak punya waktu.
  • Vaksin tidak diperlukan/Saya tidak percaya vaksin.
  • Vaksin mengandung bahan-bahan berbahaya.
  • Vaksinasi sudah lengkap.
  • Bukan tujuan kunjungan.
  • Lainnya (sebutkan): ______________________

Terkait sarana kesehatan:

  • Tidak ada vaksin.
  • Tidak ada alat vaksinasi.
  • Bukan hari vaksinasi.
  • Tempat vaksinasi tutup.
  • Petugas vaksinasi tidak ada.
  • Antrean panjang.
  • Petugas kurang ramah.
  • Jam vaksinasi dibatasi.
  • Lainnya (sebutkan): ______________________

Kepada pengasuhnya, dan kepada pengunjung tanpa balita, juga dapat ditanyakan hal-hal yang berkaitan dengan MOV untuk orang dewasa atau MOC. Sebaiknya butir-butir daftar tilik MOV dan MOC (atau MO-MO yang lain) disusun bersama dengan seluruh staf terkait dari sarana kesehatan yang bersangkutan dan exit poll dilakukan secara berkala. Petugas yang melakukan survei singkat ini digilir, termasuk dokter dan bidan, supaya setiap petugas  dapat mendengar sendiri apa yang dipikirkan pengunjung sarana kesehatan.

Hasil poll ini kemudian diringkas dalam bentuk persen untuk masing-masing alasan MOV/MOC atau dalam bentuk diagram/peta tunjuk (spot map) untuk alasan-alasan yang terkait dengan pengunjung. Seluruh staf terkait pelayanan vaksinasi dan kontrasepsi diikutsertakan dalam merancang tindakan-tindakan koreksi, pelaksanaannya dan MonEv. Koreksi berupa: (a) supervisi/pelatihan ditempat untuk penyebab MO yang berkaitan petugas; (b) promkes untuk penyebab MO yang berkaitan dengan pengunjung; dan (c) perbaikan kebijakan/logistik untuk penyebab MO yang berkaitan dengan sarana kesehatan. Sebagai contoh, dari peta-tunjuk dapat diketahui di dusun/desa mana terkonsentrasi pengunjung yang memberi alasan “Tidak diperbolehkan agama saya”. Petugas PromKes/Humas sarana kesehatan dapat mendekati ulama terkait di dusun/desa tersebut dan mensosialisasi kegiatan vaksinasi dan kontrasepsi. Diagram distribusi pengunjung dewasa menurut umur dan jenis kelamin digunakan untuk merencanakan materi dan metoda penyuluhan kesehatan tentang vaksinasi dan kontrasepsi yang sesuai dengan ciri-ciri sasarannya.

 

Rujukan

 Jadual Imunisasi 2017. Diunduh 22 Desember 2017 dari http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017

Velandia-González, M., Trumbo, S. P., Díaz-Ortega, J. L., Bravo-Alcántara, P., Danovaro-Holliday, M. C., Dietz, V., & Ruiz-Matus, C. (2015). Lessons learned from the development of a new methodology to assess missed opportunities for vaccination in Latin America and the Caribbean. BMC international health and human rights15(1), 5.